ANALISA CAMPURAN 3 KOMPONEN
Refraktometri
adalah suatu analisis yang berdasarkan pada penentuan indeks bias suatu
zat. Refraktometer Abbe adalah sebuah alat yang ditemukan oleh orang Jerman
yang bernama Zeiss Abbe, yang digunakan untuk mengukur indeks biasa suatu zat
cair, zat padat yang transparan, film dan serbuk. Prinsip pengukuran dapat
dibedakan, oleh cayaha, penggembalaan kejadian, total refleksi, ini adalah
pembiasan (refraksi) atau reflaksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma
umum menggunakan semua tiga prinsip, satu dengan indeks bias dikenal (prisma).
Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran prisma dan media sampel
(cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeks bias diketahui dari media sampel
diukur dengan defleksi cahaya. Alat refraktometer ini dilengkapi dengan bak thermostat
yang berfungsi untuk menjaga dan
mengatur suhu saat pengukuran indeks bias.
Pengukuran ini didasarkan pada prinsip bahwa cahaya
yang masuk melalui prisma cahaya bisa melewati bidang batas antara cairan dan
prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang
ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan gelas. Yang akan diamati adalah
bidang terang dan bidang gelap yang terpisah menurut garis yang jelas. Tempat perbatasan ini tergantung pada indeks bias cairan
dan gelas. Terjadinya bidang batas antara gelap dan terang bila cahaya dijatuhkan pada
prisma kerja dengan berbagai sudut datang mulai dari 0o – 90o,
maka cahaya dibiaskan keluar dengan berbagai sudut yang besarnya berlainan
untuk setiap warna cahaya.
Dalam menentukan
komposisi suatu larutan yang terdiri atas tiga komponen, dibuat sederetan
larutan standar (konsentrasinya tidak diketahui) dengan beberapa variasi volume
campuran. Masing-masing larutan standar ditentukan indeks
biasnya dengan menggunakan refraktometer kemudian dilakukan pengkalibrasian
terhadap diagram sama sisi. Untuk menentukan komposisi komponen campuran tiga
komponen yang belum diketahui, dilakukan hal yang sama yaitu mengukur indeks
bias dan pengukuran besaran fisik warnanya dengan membandingkan larutan dengan
larutan standar secara kolorimetri standar seri.
Dalam
analisa instrumen, besaran fisika dapat
dibedakan atas dua kelompok, yaitu :
1. Besaran fisika selektif
Adalah besaran fisika yang dimiliki
oleh suatu komponen dalam zat dan apabila bercampur dengan besaran fisika
lainnya maka nilainya tidak berpengaruh. Contoh : frekuensi dan kecepatan
radiasi.
2. Besaran fisika non-selektif
Adalah besaran fisika yang nilainya
berubah bila ada senyawa atau besaran fisika lainnya dalam campuran. Contoh :
indeks bias dan warna.
Kaidah fasa
Gibbs menerangkan bahwa derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen adalah :
F = 3 – P + 2
= 5 – P
dimana
:
F = jumlah derajat kebebasan
(variabel bebas terpilih seperti suhu dan
tekanan untuk menentukan keadaan fasa).
P = fasa.
Dan
empat derajat kebebasan itu adalah :
a. Tempratur
b. Tekanan
c. Susunan
dua komponen
d. Susunan
tiga komponen
Bila sistem tiga komponen ini berada dalam suatu
fasa maka derajat kebebasannya (F) = 4, berarti dibutuhkan 4 variabel untuk
menentukan sistem secara mutlak. Untuk penyederhanaan pada sistim tiga komponen
ini dilakukan pada P dan T konstan.
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau
pembelokan cahaya karena
melalui dua medium yang berbeda
kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Mendekati
Garis Normal
Cahaya
dibiakan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik kurang
rapat kemedium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara kedalam
air.
2. Menjauhi
Garis Normal
Cahaya
dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik lebih
rapat kedalam optik kurang rapat, contoh cahaya merambat dari dalam air ke
udara.
Hukum
tentang pembiasan cahaya dikenal dengan hukum Snellius, yang berbunyi :
1.
Perbandingan antara sinus sudut datang
dengan sinus sudut bias selalu tetap.
2.
Jika sinar datang dari medium rapat ke
medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal.
3.
Jika sinar datang dari medium yang
kurang rapat ke medium yang rapat, maka sinar akan dibiaskan mendekati garis
normal.
4.
Jika sinar datang tegak lurus bidang
maka sinar tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
Penentuan indeks bias juga dapat ditentukan menurut
hukum snellius,yaitu :
Indeks bias (n) = sin i
sin r
dimana :
i = sudut datang yaitu sudut yang dibentuk oleh
sinar datang dengan garis normal.
r = sudut bias yaitu sudut yang dibentuk oleh
sinar bias dengan garis normal
Ciri-ciri
khas refraktometer adalah dapat dipakai mengukur secara tepat dan sederhana
karena hanya memerlukan zat contoh dalam jumlah yang sedikit, yaitu ± 0,1 ml dan karena ketelitiannya yang tinggi.
Ada
3 jenis refraktometer yang dikenal, yaitu :
1.
Hand Sugar
Refraktometer
Refraktometer ini digunakan untuk menentukan kadar
gula, biasanya dipakai untuk minuman seperti sirup dan limun. Refraktometer ini
disebut dengan prokinometer.
2.
Immersion Refraktometer
(Refraktometer Celup)
Refraktometer ini dicelupkan pada cairan yang akan
ditentukan indeks biasnya.
3.
Refraktometer
ABBE
Refraktometer
ABBE dirancang oleh Ernest Abbe pada tahun 1869 dan merupakan refraktometer
standar. Larutan yang dibutuhkan sangat sedikit dan pengerjaannya lebih
efisien, sehingga sering digunakan di laboratorium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar